Islam Sebagai Titik Simpul Peradaban Dunia
Oleh: Amirudin Pegiat Literasi | Opini
Kepercayaan kepada tuhan akan melahirkan tata nilai dalam kehidupan manusia hingga mengkonstruksi jalanya peradaban. Peradaban berasal dari kata adab merupakan norma yang mengatur sopan santun dalam perilaku kehidupan sehari hari. Agar peradaban dapat bertahan dalam segala situasi, maka sumber peradaban mestilah berasal dari sesuatu yang benar dan universal.
Yunani mengklaim memiliki peradaban, demikian Cina, India bahkan Islam dan Kristen. Masing-masing pernah mengalami puncak kejayaan, namun kembali jatuh. Titik temu dari peradaban-peradaban tersebut adalah meninggalkan mistis, rasional dan keterbukaan wawasan (Insklusif). Namun islam justru di topang oleh mistisismenya (tauhid) sebagai kekuatan pembentuk struktur nilai-nilai yang memberi jalan untuk kehidupan yang teratur.
Nilai dalam islam melembaga dalam kebudayaan manusia hingga membentuk peradaban. Kebudayaan inklusif, rasional sekaligus adaptif yang membuatnya selalu bertahan, karena sains perlahan lahan menemukan kebenaran materil dari nilai yang melembaga tersebut, sehingga keyakinan manusia sebagai hamba semakin kuat.
Ukuran peradaban bukanlah kuantitas tapi kualitatif sehingga tidak terbatas pada ruang dan waktu melainkan terus berproses (on going), hingga membentuk sebuah tatanan yang memartabatkan manusia. **
